Kamis, 01 Agustus 2013

Foto Letupan Matahari 'Mengerikan' Berhasil Ditangkap

detail berita
(Foto: Softpedia)
PARIS - Teleskop luar angkasa Solar and Heliospheric Observatory (SOHO) dan European Space Agency (ESA) menangkap gambar mengesankan dari sebuah objek matahari. Terlihat letupan besar yang melepaskan partikel matahari ke luar angkasa.

Dilansir Softpedia, Minggu (21/7/2013), badan antariksa Eropa, ESA dan SOHO ini mengabadikan gambar baru dari letupan matahari yang mengejutkan. Hasil pengamatan menunjukkan terdapat lubang korona besar di salah satu bagian matahari.

"Anda tidak bisa melewatkan (untuk menyaksikan) itu. Lubang korona ekstensif telah berputar selama beberapa hari terakhir (13-18 Juli 2013)," jelas ESA.

Lebih lanjut badan antariksa yang berkantor pusat di Paris itu mengungkapkan, garis medan magnet dalam lubang koronal memanjang keluar menjadi angin matahari ketimbang datang kembali ke permukaan Matahari.

Menurut ESA, lubang korona ini dipercaya lebih dingin dibandingkan daerah sekitarnya. Bagian letupan ini juga tampak menghasilkan sedikit aktivitas.

Ilmuwan mengungkapkan bahwa fenomena ini merupakan puncak siklus aktivitas matahari yang berlangsung selama 11 tahun. Kemungkinan fenomena letupan besar lainnnya juga akan terlihat di tahun ini.

Biasanya, jumlah lubang korona akan menjadi menurun selama periode ini. Dengan kata lain, puncak tahun ini tampaknya merupakan yang paling lemah dalam beberapa siklus aktivitas matahari yang pernah diamati oleh ilmuwan.

Teleskop NASA Temukan 'Lubang Raksasa' di Matahari

detail berita
(Foto: Foxnews)
CALIFORNIA - Sebuah lubang raksasa ditemukan di salah satu area permukaan atmosfer matahari. Objek tersebut berhasil ditangkap oleh teleskop luar angkasa milik NASA.

Dilansir Telegraph, Selasa (30/7/2013), bagian tergelap di atas matahari merupakan lubang korona (lapisan gas tipis di bagian luar matahari). Lubang korona juga merupakan bagian dari atmosfer di mana medan magnetnya meledak dab mengalirkan material solar ke luar angkasa.

Fenomena tersebut tampil sebagai 'lubang' helap di permukaan matahari. Fenomena tersebut juga menjadikan atmosfer matahari lebih dingin dan kurang padang ketimbang area di sekelilingnya.

Rekaman lubang matahari ini ditangkap pada 13-18 Juli oleh Solar Dynamics Observatory milik NASA. Teleskop luar angkasa tersebut mengobservasi objek di luar angkasa, yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang cuaca luar angkasa selama misi lima tahun.

Teleskop canggih tersebut juga mengamati bagaimana cuaca luar angkasa yang dilepaskan oleh matahari berdampak pada astronot, satelit, dan Bumi serta planet lainnya. Seperti diketahui, lubang koronal digambarkan dengan sangat besar.

Lubang tersebut setidaknya memiliki lebar 400 ribu mil. Meskipun terlihat gelap, namun ilmuwan percaya bahwa area tersebut mengeluarkan partikel bermuatan yang bisa melesat dengan kecepatan 500 mil per detik.

"Meskipun tidak jelas apa yang menyebabkan lubang koronal, mereka berkorelasi pada area di matahari, di mana medan magnet melambung dan terlepas," kata Karen Fox dari NASA.

Observasi Sinar-X Tangkap Objek Unik Planet Asing

detail berita
(Foto: Astrobio)
CALIFORNIA - Observasi X-ray atau sinar-X menangkap objek unik berupa planet asing atau exoplanet yang tampak bertengger di atas bintang induknya. Titik hitam yang terlihat di atas bintang induknya merupakan siluet dari exoplanet.

Dilansir Astrobio, Selasa (30/7/2013), ilmuwan yang menggunakan teknologi observasi sinar-X bisa mendapatkan informasi tambahan mengenai exoplanet. Gambar yang ditangkap ini juga merupakan yang pertama kalinya exoplanet berhasil ditemukan melewati bagian depan bintang induknya.

Untuk kali pertama sejak exoplanet atau planet di sekitar bintang ditemukan 20 tahun lalu, observasi sinar-X mendeteksi planet asing tersebut yang transit di depan bintang induk. Pada transit tersebut, exoplanet berada di posisi selaras dengan bintang induk di sistem HD 189733.

Sistem HD 189733 ini berjarak 63 tahun cahaya dari Bumi dan memungkinkan Chandra X-ray Observatory milik NASA dan XMM Newton Observatory milik European Space Agency (ESA) mengamati transit bintang. "Ribuan kandidat planet telah terlihat transit di cahaya optik," Katja Poppenhaeger dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics (CfA), Cambridge.

Ia mengatakan, mempelajari objek luar angkasa menggunakan sinar-X adalah penting karena ini bisa mengungkap informasi baru tentang sifat-sifat sebuah planet ekstrasurya. Tim menggunakan Chandra X-ray Observatory untuk mengamati enam transit dan data dari observasi XMM Newton.

Planet yang dikenal dengan nama HD 189733b ini merupakan 'Jupiter panas', yang berarti planet tersebut memiliki ukuran  yang serupa dengan Jupiter dan bersuhu tinggi. Sebab, planet tersebut memiliki orbit yang sangat dekat dengan bintang induknya.

Planet HD 189733b memiliki kedekatan lebih dari 30 kali lipat dengan bintang induknya dibandingkan kedekatan Bumi dengan matahari. Planet asing tersebut mengorbit bintangnya setiap 2,2 hari

Ilmuwan Teliti Perputaran Lubang Hitam di Angkasa

detail berita
Lubang hitam (Foto: Softpedia)
CALIFORNIA – Alam semesta selalu memiliki daya tarik tersendiri untuk dipelajari lebih dalam. Termasuk, penemuan baru mengenai lubang hitam di luar angkasa.

Para astronom telah menyaksikan lubang hitam menjadi inti yang dikelilingi galaksi spiral yang berjarak sekira 500 juta tahun cahaya dari Bumi. Dengan mengukur jarak antara tepi dalam dari disk dan lubang hitam ini memungkinkan mereka untuk memprediksi perputaran lubang hitam tersebut seperti dilaporkan Space.com.

Sebelumnya para astronom juga pernah melakukan usaha pengukuran distorsi cahaya berenergi tinggi yang dipancarkan oleh atom besi dalam disk akresi. Tetapi, kali ini mereka menggunakan metode berbeda. Demikian disitat Softpedia, Rabu (31/7/2013).

“Ketika lubang hitam berputar, ia membawa partikel-partikel kecil di sekitarnya untuk mendekat ke arah lubang hitam. Sehingga, lubang hitam tersebut berputar lebih cepat lagi dan lagi,” ungkap penulis utama studi tersebut, Chris Done.

Studi ini menunjukkan bahwa lubang hitam tersebut memiliki tingkat putaran relatif rendah. Dengan penemuan metode ini, diharapkan bisa membantu para astronom menjawab banyak pertanyaan seputar evolusi galaksi.

Teleskop Abadikan Foto Baru Galaksi Andromeda


detail berita
(Foto: Space)
CALIFORNIA - Astronom menggunakan kamera beresolusi tinggi, Hyper-Suprime Cam (HSC), yang ditempatkan pada Teleskop Subaru untuk menangkap foto terbaru dari galaksi Andromeda. Andromeda Galaxy yang memiliki kode nama M31 merupakan tetangga dari galaksi Bima Sakti.

Dilansir Space, Kamis, (1/8/2013), Andromeda menunjukkan tampilan cahaya secara keseluruhan yang ditangkap melalui Teleskop Subaru buatan Jepang yang ditempatkan di Mauna Kea, Hawaii. Instrumen dinamakan Hyper-Suprime Cam (HSC), yang menyediakan gambar tajam dari fenomena di luar angkasa melalui tampilan jendela bidik yang lebar.

Foto baru menujukkan bahwa kamera HSC menjanjikan resolusi tinggi dan mampu mengabadikan gambar melalui teleskop dengan bidang pandang selebar 1,5 derajat.

"Ini gambar pertama dari HSC yang benar-benar menarik. Kami sekarang dapat memulai, survei galaksi terbesar untuk memahami sejarah evolusi dan alam semesta," jelas Masahiro Takada, ilmuwan HSC yang bekerja di Kavli Institute for the Physics and Mathematics of the Universe, Jepang.

Dengan jarak 2,5 juta tahun cahaya, Andromeda, merupakan galaksi spiral paling dekat dengan Bumi. Galaksi tersebut juga diyakini serupa dengan galaksi Bima Sakti.

Galaksi cerah bisa terlihat sebagai 'noda samar' di langit dengan mata telanjang. Galaksi tersebut pernah ditulis pertama kali pada 964 masehi oleh astronom al-Sufi asal Persia.

Tangkapan gambar galaksi oleh teleskop luar angkasa buatan negeri sakura tersebut mampu memberikan data yang berharga untuk penelitian. "Data tersebut akan memungkinkan para ilmuwan untuk memetakan distribusi materi gelap, membatasi sifat energi gelap, dan mencari galaksi 'bayi' yang baru saja lahir di awal alam semesta," pungkas Takada.

Teleskop Tangkap Awan Spiral Pengepung Galaksi

 

WASHINGTON - Teleskop Hubble berhasil menangkap gambar pusaran kosmik yang mencolok pada Galaksi NGC 524. Galaksi ini berada pada konstelasi Pisces yang berjarak sembilan puluh juta tahun cahaya dari Bumi.

Seperti dilansir Science Daily, NGC 524 merupakan galaksi jenis baru yang dinamakan galaksi lentikular. Galaksi ini bukan berbentuk lonjong seperti galaksi Bima Sakti maupun berbentuk spiral. Galaksi diprediksi merupakan evolusi dari galaksi spiral.

Galaksi spiral sendiri adalah galaksi yang ditemukan pada pertengahan abad milenium yang berbentuk berputar-putar seperti spiral.

Dalam putaran tersebut terdapat jutaan bintang. Dan bintang awalnya adalah sebuah awan raksasa yang berisikan gas dan debu. Apabila debu dan gas tersebut menjadi cukup padat, maka awan raksasa ini akan menjadi rahim untuk kelahiran sebuah bintang.

Ketika semua gas dan debu ini berkurang atau menghilang ke antariksa, lengan-lengan awan raksasa akan memudar secara bertahap dan bentuk spiral mulai melemah.

Pada akhir dari proses tersebutlah yang tersisa menjadi galaksi lentikural: piringan cahaya cerlang yang dipenuhi oleh jutaan bintang merah dan tua yang dikepung oleh sedikit gas dan awan yang menempel pada galaksi tersebut.

Gambar ini menunjukkan bentuk NGC 524 secara rinci, yang dibentuk oleh sisa gas yang mengelilingi pusat tonjolan galaksi. Pengamatan galaksi ini telah mengungkapkan pergerakan spiral yang terus berkembang secara bertahap, menjelaskan strukturnya yang rumit.