INILAH.COM, Jakarta - Tiga pertemuan telah dilakukan Komite Normalisasi dengan Penyelenggara LPI untuk membahas proses afiliasi LPI masuk ke dalam PSSI.
Ini merupakan lanjutan dari opsi yang dipilih oleh KN dalam menangani status LPI yang dianggap ilegal oleh FIFA.
Namun, bagaimana peluang Liga Premier Indonesia berafiliasi dengan Liga Super Indonesia? Sekretaris PT Liga Indonesia, Tigor Shalom Boboy mengungkapkan ada dua kendala utama sehingga LPI sulit melebur dengan LSI.
Pertama, terkait struktur kompetisi Profesional PSSI yang telah terbentuk dengan sistem berjenjang. Sehingga klub LPI sulit untuk langsung melebur ke LSI. Sedangkan untuk menuju kompetisi LSI, klub-klub Indonesia harus memulai dari kelas amatir di Divisi 3, 2, 1 dan berlanjut ke profesional di Divisi Utama.
"Kalau klub-klub LPI masuk(kompetisi), mau taruh di mana? Apakah mau dengan status mereka yang yang menyatakan telah profesional memulai dari Divisi 3(amatir)?" ujar Tigor dalam Sarasehan Sepakbola "Selamatkan Sepakbola Indonesia Dari Sanksi FIFA" di Senayan, Senin, 4 Juli 2011.
Kendala kedua yaitu dalam aspek status para pemain asing yang berlaga di LPI yang belum mengantongi ITC (International Transfer Certificate). Padahal itu merupakan salah satu mekanisme yang telah diatur oleh FIFA.
"Untuk pemain lokal tidak masalah. Tapi untuk pemain asing. Sesuai aturan, pemain asing masuk ke kompetisi Indonesia tentu harus melalui mekanisme yang telah diatur oleh FIFA. Dan berapa banyak pemain asing di LPI yang punya ITC?" ujar Tigor.
Meski demikian, Tigor menjelaskan pihaknya tidak dapat memberikan keputusan apapun terkait keinginan LPI berafiliasi dengan konpetisi PSSI.
"Mungkin LPI bisa menjadi bagian dari struktur kompetisi Indonesia. Kemungkinan itu masih ada, tapi PT Liga Indonesia tidak memiliki kewenangan memutuskan, KN atau kepengurusan PSSI yang nanti akan memutuskan," tandas Tigor.
Tigor pun berharap permasalahan LPI dapat diselesaikan dengan baik. Karena selain pelaksanaan Kongres, penyelesaian masalah LPI sebelum 11 Juli 2011 juga menjadi syarat Indonesia tidak terkena sanksi oleh FIFA. "Kongres PSSI sukses, tapi LPI tidak bisa dikontrol. Maka sanksi akan jatuh, sebaliknya sama saja," ujar Tigor.
Ini merupakan lanjutan dari opsi yang dipilih oleh KN dalam menangani status LPI yang dianggap ilegal oleh FIFA.
Namun, bagaimana peluang Liga Premier Indonesia berafiliasi dengan Liga Super Indonesia? Sekretaris PT Liga Indonesia, Tigor Shalom Boboy mengungkapkan ada dua kendala utama sehingga LPI sulit melebur dengan LSI.
Pertama, terkait struktur kompetisi Profesional PSSI yang telah terbentuk dengan sistem berjenjang. Sehingga klub LPI sulit untuk langsung melebur ke LSI. Sedangkan untuk menuju kompetisi LSI, klub-klub Indonesia harus memulai dari kelas amatir di Divisi 3, 2, 1 dan berlanjut ke profesional di Divisi Utama.
"Kalau klub-klub LPI masuk(kompetisi), mau taruh di mana? Apakah mau dengan status mereka yang yang menyatakan telah profesional memulai dari Divisi 3(amatir)?" ujar Tigor dalam Sarasehan Sepakbola "Selamatkan Sepakbola Indonesia Dari Sanksi FIFA" di Senayan, Senin, 4 Juli 2011.
Kendala kedua yaitu dalam aspek status para pemain asing yang berlaga di LPI yang belum mengantongi ITC (International Transfer Certificate). Padahal itu merupakan salah satu mekanisme yang telah diatur oleh FIFA.
"Untuk pemain lokal tidak masalah. Tapi untuk pemain asing. Sesuai aturan, pemain asing masuk ke kompetisi Indonesia tentu harus melalui mekanisme yang telah diatur oleh FIFA. Dan berapa banyak pemain asing di LPI yang punya ITC?" ujar Tigor.
Meski demikian, Tigor menjelaskan pihaknya tidak dapat memberikan keputusan apapun terkait keinginan LPI berafiliasi dengan konpetisi PSSI.
"Mungkin LPI bisa menjadi bagian dari struktur kompetisi Indonesia. Kemungkinan itu masih ada, tapi PT Liga Indonesia tidak memiliki kewenangan memutuskan, KN atau kepengurusan PSSI yang nanti akan memutuskan," tandas Tigor.
Tigor pun berharap permasalahan LPI dapat diselesaikan dengan baik. Karena selain pelaksanaan Kongres, penyelesaian masalah LPI sebelum 11 Juli 2011 juga menjadi syarat Indonesia tidak terkena sanksi oleh FIFA. "Kongres PSSI sukses, tapi LPI tidak bisa dikontrol. Maka sanksi akan jatuh, sebaliknya sama saja," ujar Tigor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar